Ospek: Hal Terbodoh dalam Dunia Pendidikan
by Sapto Mexavriand kategori : Mahasiswa
Bagi mahasiswa baru, ospek adalah momok yang sangat menakutkan. Tak jarang orang berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengikuti acara orang gila yang satu ini. Layaknya saya, pengalaman ketika MOS ( masa orientasi siswa ) pada saat SMA jelas menjadi sebuah pelajaran yang sangat tidak mengenakkan. Namun bukan berarti saya menentang acara OSPE atau MOS, hanya saja agenda kegiatan dan bentuk kegilaan didalamnya harus dihapus. Departemen pendidikan perlu bertindak cepat agar kebodohan ini segera berakhir. Apalagi tujuan sekolah sebenarnya adalah untuk melenyapkan kebodohan.
Secara umum, MOS atau OSPEK diartikan sebagai masa dimana siswa/mahasiswa baru dikenalkan kepada lingkungan tempat belajar yang baru, staff pengajar dan kakak kelas. Tapi pada prakteknya, kegiatan ini sama sekali jauh dari yang disebut sebagai pengenalan atau orientasi. Kegiatan ini hanya sebagai perploncoan dan mengerjai para pendatang baru.
Bagi saya ada beberapa alasan yang mengharuskan MOS/OSPEK itu dihapus oleh Departemen terkait :
1. Sudah banyak terdapat fakta bahwa kegiatan ini dimanfaatkan oleh kakak kelas sebagai ajang balas dendam. Ospek digunakan sebagai penyalur bakat militer yang tidak kesampaian. Imbasnya adalah penyiksaan lahir dan bathin dari mahasiswa/siswa baru. Baca : Mahasiswa dibunuh saat ospek
2. Korban telah banyak yang berjatuhan, mulai dari yang jatuh sakit hingga yang meninggal akibat tidak tahan dengan siksaan.
3. Atribut yang dikenakan dalam kegiatan ini adalah atribut orang gila. Dengan alasan untuk membuat acara semakin semarak, diinstruksikanlah kepada setiap siswa baru untuk memakai pakaian yang sangat tidak masuk akal.
4. Kalau mungkin ada orang yang mengaku senang mengikuti ospek, saya rasa itu bohong besar, karena tak pernah saya lihat ada orang yang mau mengikuti ospek untuk kedua kalinya.
5. Tidak terdapat adanya unsur pendidikan dari acara tersebut.
6. Biaya yang tidak sedikit dalam menjalankan acara ini, dan lagi - lagi biaya yang tidak sedikit itu dipungut dari siswa baru.
7. Masih banyak alternatif lain dan cara yang lebih waras yang bisa digunakan untuk mengenalkan siswa baru pada kakak kelas, guru/dosen dan lingkungan belajar barunya.
pic source :brotherihda.multiply.com
Share
Baca Artikel Terkait Lainnya:
:: Categories ::
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
:: Widgets ::
:: TopTen Post ::
:: Followers ::
:: Top Commentators ::
Budayakan berkomentar, Saya untung, Anda pun dapat backlink.
0 komentar