VIDEO: The Butterfly Effect (By ElAlonso)
by Sapto Mexavriand kategori : olahraga
Apa jadinya jika sundulan Zinedine Zidane pada masa perpanjangan waktu di final Piala Dunia 2006 tak ditepis Gianluigi Buffon? Atau ia tak termakan provokasi Marco Materazzi? Apa pula yang akan terjadi jika John Terry sebagai penendang kelima Chelsea tak terpeleset dalam drama adu penalti di final Liga Champions 2008?
Mungkin Prancis dan The Blues lah yang akan berpesta sebagai juara, dan Italia serta Manchester United yang menangisi kekalahan.
Mungkin Prancis dan The Blues lah yang akan berpesta sebagai juara, dan Italia serta Manchester United yang menangisi kekalahan.

Pengandaian-pengandaian sederhana seperti itulah yang coba dituangkan oleh pemilik akun Youtube “ElAlonso” ke dalam The Butterfly Effect. Video pemenang Milan Kaka Baros Compilation Competition (MKB CC), kompetisi antarvideografer sepakbola terbaik, edisi ke-8 ini digarap secara apik oleh ElAlonso.
Sesuai judulnya, ElAlonso ingin memberikan pesan gamblang melalui video ini bahwa Efek Kupu-Kupu juga berlaku di sepakbola. Ya, tanpa disadari, setiap momen, bahkan yang terkecil sekalipun, dapat memberi dampak luar biasa besar yang akan menentukan masa depan, atau dalam bahasa sepakbola: hasil akhir.
Nikmati videonya di bawah ini:
Kalau mau gambaran nyata dari butterfly effect dalam skala yang lebih kecil dan proses yang lebih nyata, lihatlah quantologi film Final Destination. Di sana terlihat jelas bahwa hal-hal kecil yang dilakukan seseorang memiliki efek domino yang berpengaruh bagi kehidupan orang lain. Bahkan hal-hal sepele seperti posisi menggantungkan jaket, letak pipa air, membuang biskuit di jalan, atau membiarkan televisi menyala ternyata bisa berakhir dengan kematian bagi orang-orang di film tersebut. Dijelasin juga step by step, bagaimana rangkaian dari hal-hal kecil tersebut bisa mengakhiri nyawa seseorang. Seandainya satu saja rangkaian tidak berjalan, maka orang tersebut pasti nggak mati. Walau saya harus akui, makin lama proses kematian di film itu makin ga jelas dan dipaksain.
Well, sebenernya mungkin sebenarnya sudah banyak orang yang memikirkan tentang keterkaitan satu kejadian dengan kejadian lainnya, tapi mereka belum tahu bahwa sebenarnya fenomena tersebut ada penjelasan ilmiahnya dan memiliki istilah khusus, yaitu butterfly effect. Tapi setelah tahu tentang ini, entah kenapa saya jadi sering mikir soal seberapa jauh efek domino yang ditimbulkan perbuatan saya. Saya jadi kepikiran aneh-aneh tiap mau melakukan sesuatu. Apakah jika sore ini saya nggak mandi, itu bisa berakibat kecelakaan mobil di suatu tempat lain di Afrika? Bagaimana jadinya kalau berapa kali saya makan sehari bisa berdampak pada hasil panen suatu ladang di Amerika? Atau jangan-jangan kalau saya nggak segera isi pulsa sampai besok, seseorang di Eropa bakal keracunan kentang sebulan lagi? Geez...
Ah, saya jadi terlalu banyak mikir. Padahal jawabannya sangat simpel dan tipikal, kalimat andalan yang sejak jaman baheula menjadi senjata pamungkas untuk menyelesaikan pernyataan yang terlalu ruwet, walaupun sebenarnya nggak ada unsur ilmiahnya dan terkesan pasrah.
Kalimat sakti itu bunyinya: HANYA TUHAN YANG TAHU...(wallahualam)
Haha...
sumber1
sumber2
Baca Artikel Terkait Lainnya:
:: Categories ::
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
:: Widgets ::
:: TopTen Post ::
:: Followers ::
:: Top Commentators ::
Budayakan berkomentar, Saya untung, Anda pun dapat backlink.
0 komentar